TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha Surabaya, Tom Liwafa menantang siapa saja yang menuduhnya terlibat dalam kerajaan bisnis judi online 303 Ferdy Sambo, seperti bagan yang beredar viral di media sosial itu."Boleh dibuktikan (keterlibatan saya)," katanya dalam video yang diunggah di Instagram Storynya, Kamis, 18 Agustus 2022.
Ia membantah terlibat dalam kerajaan bisnis itu. "Saya, Tom Liwafa membantah bahwa apa yang terjadi di Twitter, TikTok, Instagram ramai mengaitkan saya. Saya pastikan tidak terlibat yang namanya 303. Saya sekarang di rumah, santai," ucapnya menegaskan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemarin, ramai di media sosial bagan yang memperlihatkan Kaisar Sambo dan Konsorsium 303: Tim Pungut Setor. Ferdy Sambo yang disebut mengendalikan kerajaan bisnis itu memiliki kaki tangan para pejabat polisi, yang disebut membantunya dalam kasus pembunuhan Brigadir J. Menurut bagan itu, Sambo setiap tahun mendapatkan setoran senilai Rp 1,3 triliun. Di bagian bawah, ada foto Tom Liwafa dan sahabatnya, Steven Setiono atau Steven Ndut sebagai 'investor' yang selalu menyetor uang ke para pejabat polisi.
Tom pun mengaku kaget namanya ada dalam bagan itu. "Kenapa nama saya dicatut saya juga kaget. Steven itu teman saya. Beberapa pejabat, bupati, wali kota, juga teman saya. Pasti kita sharing, ketemu, jadi normal," ucapnya.
Sebelum membuat video klarifikasi, Tom juga menuliskan pernyataan sindiran di Instagram Storynya. "Terima kasih yang sudah bikin hoax dan berhasil melambungkan nama saya meski memang itu termasuk pencemaran nama baik," tulisnya.
Crazy rich Surabaya itu menyatakan siap diperiksa untuk membuktikan dia tidak terlibat. "Namun jika tak terbukti sama sekali, pasti saya juga ambil langkah hukum. Sebagai warha negara, saya juga ada hak jawab. Saya tidak ada kaitannya dengan hoax tersebut!" tulisnya. "Cocokloginya luar biasa sekali."
Tom menduga, namanya muncul lantaran ia pernah memenuhi undangan dari Humas Polda Jawa Timur dalam kampanye antihoax pada 21 Juni 2022, yang sudah diunggahnya sepekan kemudian. "Pada tanggal 21 Juni saya diundang sebagai narasumber di acara Humas Polda Jatim dengan tema Deklarasi AntiHoax. Di acara itu tentunya dihadiri semua pejabat utama, wartawan, serta semua pegiat sosial yang ada," katanya dalam video yang diunggah pada 28 Juni 2022.
Tom Liwafa, orang pertama yang menyelamatkan Gala, putra Bibi Andriansyah dan Vanessa Angel dalam kecelakaan fatal pada 4 November 2021 itu, juga menyinggung nama Steven Ndut, sahabatnya. "Steven Ndut, Anda harus bertanggung jawab. Mosok namaku ada. Aku enggak pernah dugem. Aku di Surabaya sekarang. Aku ke Bali cuma hadiri pernikahanmu," katanya sambil bercanda.
Steven Setiono juga membuat video klarifikasi di akun Instagramnya, kemarin. "Saya juga enggak tahu, bro," katanya menjawab penanya dari belakang kamera. Sang penanya mempertegas tulisan di bagan yang menyebut perannya di bidang investasi. Dengan bercanda, Steven menjawab, "Saya investasi ke badan sendiri, Pak. Ini jadi gemuk sendiri, makanan," ucapnya dengan tertawa. Ia membantah terlibat judi. "Enggak ada, 180 persen, judi saja enggak pernah," katanya dengan nada kencang. "Saya tiba-tiba dari Bali, habis party nikah, besoknya lho kok ada skema gendeng-gendengan," katanya.
SuaraBekaci.id - Beredar informasi dari pesan Whatsapp yang menampilkan jaringan tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Informasi yang berbentuk PDF itu juga diterima oleh Redaksi Suara.com. Dari informasi tersebut tertulis judul, 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303'
Pada dokumen itu disebutkan, "Di kalangan bandar judi, Ferdy Sambo dikenal dengan sebutan Kaisar Sambo"
Informasi dengan format PDF itu berisikan sejumlah perwira tinggi Polri yang disebut sebagai jaringan Ferdy Sambo.
Baca Juga:Banyak Polisi Terseret Kasus Tewasnya Brigadir J, Mahfud MD Sebut Tersangka Harusnya Bertambah
Tidak hanya perwira tinggi Polri, terdapat juga sejumlah nama yang disebut sebagai pemilik bandar judi, Konsorsium 303.
Lalu ada juga dua nama yang selama ini dikenal publik sebagai crazh rich yakni Tom Liwafa dan Steven Setiono.
Keduanya adalah Crazh Rich Surabaya. Di informasi yang beredar itu, disebutkan bahwa keduanya mengalirkan dana baik ke perwira tinggi Polri dan para pemilik rumah judi.
Tom Liwafa dan Steven Setiono sendiri lewat unggahan akun Instagram pribadinya membantah keterlibatan mereka seperti yang tertera pada dokumen tersebut.
"Pagi-pagi banyak yang wa dan kasih foto saya dengan petinggi jajaran polri. Terima kasih yang sudah bikin hoax dan berhasil melambungkan nama saya meski memang itu termasuk pencemaran nama baik," tulis Tom seperti dikutip Suara Bekaci.
Baca Juga:Jadwal Pemeriksaan Putri Candrawathi Diumumkan Jumat Besok
"Pasti saya juga gak diam untuk menyikapi hal ini. Saya siap untuk diperiksa kapapun itu. Namun jika tak terbukti sama sekali, pasti saya juga ambil langkah,"
"Karena sebagai warga Indonesia saya juga ada hak jawab. Saya tidak ada kaitannya dengan hoax tsb," tegasnya.
"Kalo sampe yang menyebar ini ada oknum 303, silahkan dilanjutkan, karena saya tentu gak akan diam. Cocoklogi luar biasa sekali,"
Bantahan juga diberikan Steven Setiono. Senada dengan Tom, Steven membantah kabar yang beredar itu.
"Emang ditakdirkan setiap tahun saya mengalami viral di sosmed x ini viral. Hoax lagi di WA tentang saya investasi ke perjudian. Tapi saya x ini, hoaxnya saya sebagai investor berarti saya super kaya sekali donk. Saya aminin doanya ya biar jadi super kaya," tulis Steven.
Tom Liwafa sendiri merupakan sahabat dari almarhum Vanessa Angel dan Febri Ardiansyah atau Bibi.
Tom sempat membantu menengahi konflik masalah hak asuh Gala antara keluarga Bibi dan keluarga Vanessa. Tom juga dikenal meemiliki segudang kerajaan bisnis.
Tom juga memiliki kanal Youtube yang bernama TOMLIWAFA PROJECT. Kanal YouTubenya ini berisi video motivasi bisnis
Sementara Steven Setiono merupakan Craz Rich asal Surabaya yang sempat viral karena habiskan Rp 21 juta untuk makan. Aksi makan dengan harga puluhan juta itu terjadi saat dirinya kedatangan tamu, Young Lex dan tersangka kasus Binomo Indra Kenz.
TRIBUNWOW.COM - Seorang mantan pembuat situs judi online membeberkan kesaksian terkait diagram Konsorsium 303 yang menyeret nama eks Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo.
Dilansir TribunWow.com, pengusaha bernama Ali (samaran) itu mengaku mengenali sejumlah nama dalam diagram tersebut.
Bahkan, ia mengklaim pernah dihubungi langsung oleh aparat yang tercantum di dalam diagram 303 Kaisar Sambo itu.
Baca juga: Akui Kenal Baik Ferdy Sambo hingga Bantah Terlibat Konsorsium 303, Ini Wawancara Eksklusif RBT
Hal ini diungkapkan Ali dalam wawancara eksklusif di program acara AIMAN yang ditayangkan kanal YouTube KOMPASTV, Selasa (4/10/2022).
Ali merupakan mantan narapidana yang terjerat kasus lain, meskipun lolos dari jaringan kejahatan judi online.
Sebagai pembuat situs judi, Ali dan pelanggannya mengaku tak ditangkap lantaran telah membayar uang keamanan ke oknum aparat setiap bulan.
Kepada jurnalis Aiman Witjatjksono, Ali mengungkapkan perkiraan pendapatan Konsorsium 303 atau aparat yang membekingi bisa mencapai ratusan miliar rupiah per bulan.
"Anda kenal semua orang-orang di Konsorsium itu?," tanya Aiman.
"Tidak, hanya sebagian," singkat Ali.
"Anda sempat membaca diagram Sambo? Apakah nama-nama tersebut yang anda lihat berada di dalam Konsorsium 303?," tanya Aiman lagi.
"Baca. Iya betul ada. Ada salah satu dari diagram itu menghubungi saya," terang Ali.
Baca juga: Disebut Diketahui Petinggi Polri, Data Konsorsium 303 Ferdy Sambo Diyakini Berasal dari Orang Dalam
"Tapi pihak swasta ya? Bukan aparat atau oknum polisi misalnya?," cecar Aiman.
"Aparat itu langsung," sanggah Ali.
"Jadi kerjasama Konsorsium mengatasnamakan PT yang terkenal, jadi kerjasama untuk keamanan hukum di Indonesia."
Kemudian Ali menjelaskan adanya komunitas yang terhubung melalui media sosial.
Dari komunitas tersebut pihak pembuat situs, pengusaha judi online, maupun aparat terhubung satu sama lain untuk saling bekerjasama.
Baca juga: Yakin Konsorsium 303 Kaisar Ferdy Sambo Bukan Hoaks, IPW Bongkar Jumlah Bayaran Bekingan Bandar Judi
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-16.12:
Jatah Oknum Polisi Rp 20 Miliar per Bulan
Terungkap dugaan aliran dana dari jaringan mafia judi online yang diduga berkaitan dengan Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, jaringan yang dikenal dengan nama Konsorsium 303 itu diduga banyak menggelontorkan dana ke oknum-oknum polisi.
Di antaranya adalah mereka yang telah menerima sanksi dan hendak menjalani sidang komisi kode etik Polri (KKEP).
Baca juga: Siap Buka-bukaan Bukti Nama Oknum Polisi, IPW Pastikan Konsorsium 303 Benar Adanya
Disebutkan bahwa pihaknya secara eksklusif memperoleh daftar anggaran tersebut untuk program AIMAN di KOMPASTV.
Namun, laporan keuangan ini belum dapat divalidasi kebenarannya secara jelas lantaran masih dalam penyidikan pihak kepolisian.
Sebagaimana diketahui, sempat viral beredar Diagram Konsorsium Ferdy Sambo yang melibatkan sang eks Kadiv Propam Polri dengan sejumlah bawahan serta pengusaha.
Termasuk Ferdy Sambo, beberapa orang yang disebut dalam diagram tersebut kini sudah diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH).
Rupanya, para polisi yang terseret kasus Ferdy Sambo tersebut juga masuk dalam daftar polisi yang menerima aliran dana Konsorsium 303.
"Saya mendapati data bahwa banyak nama dari penerima uang Konsorsium adalah nama-nama yang saat ini terkena kasus etik dan sebagian, bahkan sudah disidang etik," beber Aiman.
Baca juga: IPW Temukan Dugaan Keterlibatan Konsorsium 303 di Kasus Sambo, Sediakan Jet Pribadi Brigjen Hendra
Laporan keuangan yang diterima tim AIMAN menunjukkan adanya kode cokelat yang merujuk pada para oknum polisi penerima dana.
Tak hanya untuk memenuhi tiket pesawat dan jatah bulanan, ada pula anggaran besar untuk minuman hingga cerutu masing-masing penerima.
Bahkan, ada dana tambahan hingga ratusan juta rupiah untuk para pejabat polisi yang pergi ke Eropa.
"Cerutu pada satu bulan, misalnya, tercatat sebanyak Rp 70 juta lebih. Untuk minuman lebih dari Rp 50 juta. Sementara bantuan untuk pejabat polisi melakukan perjalanan ke Eropa Rp 560 juta," kata Aiman.
Dalam anggaran itu disebutkan pula pos-pos keuangan janggal seperti Pospol Pluit dan kasus Rekening Medan.
"Adapula tercatat Pospol Pluit Rp 10 Juta hingga Bantuan Kasus Rekening Medan Rp 386 juta. Entah apa maksud dari Pemberian Pospol Pluit dan Kasus Rekening Medan ini."
Secara total, anggaran tersebut melaporkan bahwa para oknum polisi mendapatkan Rp 20 miliar setiap bulan.
"Total laporan keuangan yang tertulis dari dugaan Konsorsium 303 kepada sejumlah Oknum Polisi ini, rata-rata Rp 20 miliar setiap bulannya," tandas Aiman.
Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santosa mengungkit soal jet pribadi yang digunakan oleh eks Karo Paminal Div Propam Polri Brigjen Hendra Kurniawan.
Kala itu Brigjen Hendra menggunakan jet pribadi untuk menemui keluarga Brigadir J di Jambi.
Berdasarkan keterangan IPW, jet pribadi itu merupakan milik RBT yang merupakan Ketua Konsorsium Judi Online Indonesia.
"Judi online itu diduga membiayai sewa pesawat itu. Ada perusahaan carter pesawat PT ACAM menyewakan pesawat tersebut, disinyalir digunakan oleh Brigjen Hendra," ujar Sugeng di Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (20/9/2022).
Sugeng juga mengklaim memiliki bukti bagaimana ada oknum-oknum polisi lainnya yang kepentingannya dibiayai oleh Konsorsium 303.
"Jangankan hanya itu (Brigjen Hendra -red), banyak nama yang disebut mendapatkan dana dari Konsorsium 303, terkait untuk membeli cerutu, membiayai perjalanan ke luar negeri," ungkap Sugeng.
Sugeng memaparkan, bukti transaksi yang dimiliki IPW meliputi tanggal-tanggal dan dana.(TribunWow.com/Via/Anung)